Ahlan wa Sahlan

Ini adalah blog informasi dan komunikasi tentang proses pendidikan dan kegiatan-kegiatan pondok di Pondok Modern An-Najah Cindai Alus Putri, serta forum keilmuan Islam bersama para Ustadz-Ustadzah Pondok Modern An-Najah Cindai Alus Putri

An-Najah

An-Najah

Senin, 11 Juli 2011

AHLAN WA SAHLAN SANTRIWATI BARU

Oleh: Yunizar Ramadhani (Guru Pondok Modern An-Najah Cindai Alus Puteri)

Tahun ajaran baru telah dimulai. Wajah-wajah baru pun bermunculan. Tanggal 11 Juli 2011 para santriwati baru Pondok Modern An-Najah Cindai Alus Puteri memulai petualangan mereka dalam menuntut ilmu di pondok. Maka dengan segera seluruh santriwati baru, baik yang masuk melalui jalur regular dan jalur intensif, beramai-ramai menyiapkan segala perlengkapan mereka di pondok An-Najah, mulai dari merapikan kamar, menyediakan shunduq (lemari), sampai membeli buku-buku pelajaran. Mereka datang dari berbagai daerah, Banjarmasin, Kotabaru, Martapura, hingga Kalteng dan Kaltim.
Hari ini mereka telah mulai menempati mabna-mabna (gedung-gedung asrama) untuk segera memulai langkah mereka di Pondok An-Najah. Saatnya santriwati baru meninggalkan rumah-rumah mereka dan menjadikan pondok sebagai rumah mereka yang baru, tempat mereka dididik, menuntut ilmu, dan menjadi dewasa. Direktur Pondok, Pengasuh Pondok, seluruh jajaran dewan guru, dan kakak-kakak yang duduk di Organisasi Santriwati Pondok Modern siap membina mereka agar kelak menjadi muslimah yang akan membawa umat Islam dan seluruh umat manusia kepada kesejahteraan duniawi dan ukhrawi.
Namun begitu, pondok tidak dapat menjamin mereka untuk menjadi pintar. Pondok tak dapat menjamin mereka menjadi manusia yang shalehah. Pondok juga tak berjanji akan memastikan mereka menjadi manusia yang kamil (sempurna). Sebab pondok bukanlah arena sulap yang dapat mengeluarkan kelinci dari topi yang sempit. Akan tetapi, santriwati sendirilah yang mampu mencapai itu. Hanya santriwati sendirilah yang mampu membuat perubahan pada dirinya dari kekosongan kepada ketercerahan jiwa. Hal itu pun hanya akan terwujud jika santriwati ikhlas menerima segala pendidikan dan pembinaan yang ada di Pondok Modern An-Najah.
Ya, keikhlasanlah kuncinya. Ini sesuai dengan visi pondok yang dijalankan dengan jiwa keikhlasan. Jika seluruh pihak pengelola pondok dan santriwati berjiwa ikhlas, maka Allah sendiri yang akan “turun” untuk menyentuhkan jemari-Nya demi kesejahteraan ruh dan jiwa kita. SELAMAT DATANG SANTRIWATI BARU DAN SELAMAT MENJADI KELUARGA BARU AN-NAJAH.

IKATAN WALI SANTRIWATI BARU SEPAKAT BANTU PONDOK

Cindai Alus, ANCIA
Bersamaan dengan kedatangan santriwati baru, pada tanggal 11 Juli 2011/ 9 Sya’ban 1432 H, diselenggarakan acara Silaturrahmi dan Ramah Tamah Pimpinan Pondok beserta Guru dengan Seluruh Wali Santriwati Baru Sekaligus Penyerahan Santriwati Baru Kepada Pondok. Acara bertempat di musholla An-Najah dan dimulai sejak pukul 09.30 wita. Acara ini juga bermuatan pembentukan anggota baru Ikatan Wali Santriwati Pondok Modern An-Najah Cindai Alus Puteri.
Mengenai Ikatan Wali Santriwati ini, telah dibentuk sejak setahun yang lalu dan saat ini diketuai oleh Bapak Ahmad Humaidi. Organisasi ini merupakan perkumpulan para wali santriwati An-Najah yang didirikan oleh para wali santriwati sendiri dengan dibina oleh KH, Zarkasyi Hasbi, Lc, selaku Direktur Pondok. Organisasi ini bertujuan untuk membantu pondok dalam berbagai hal untuk kepentingan santriwati yang balajar di pondok. “Al-Qur`an menyatakan bahwa suatu kaum tidak akan berubah kecuali kaum itu sendiri yang merubah diri mereka sendiri. Pesan al-Qur`an ini mengandung pengertian bahwa perubahan itu bisa terjadi jika dilaksanakan secara jama’ah, bukan per-individu. Dalam konteks Pondok Modern An-Najah, ke-jama’ah-an untuk berubah itu berarti dilaksanakan tidak hanya oleh pihak Direktur, Pengasuh dan dewan guru pondok saja, melainkan juga dibantu oleh wali santriwati”, demikian jelas Direktur Pondok, KH. Zarkasyi Hasbi, Lc, dalam sambutan beliau pada acara tersebut.
Pengasuh Pondok Modern An-Najah, KH. Ahmad Syairazi Hadi, menambahkan bahwa dalam sejarahnya pondok An-Najah sebenarnya didirikan atas prakarsa penduduk desa Cindai Alus yang menghajatkan sekolah di kampung mereka, sehingga pondok bukanlah milik perorangan tapi milik umat, sehingga umatlah yang membangunnya. Lagi pula, jika Direktur, Pimpinan dan Dewan Guru saja yang memikirkan pondok ini, maka pelaksanaan pendidikan di pondok jadi terganggu. “Jika di satu sisi kami harus mengajar, namun di sisi lain kami juga harus banyak memikirkan pembangunan fasilitas pondok, maka pendidikan di pondok ini jadi tidak kondusif”, demikian tegas beliau.
Pada kesempatan ini seluruh wali santriwati baru dengan dipimpin oleh Bapak Ahmad Humaidi, selaku ketua Ikatan Wali Santriwati Pondok Modern An-Najah Cindai Alus Puteri, bersepakat untuk membangun parit di lingkungan pondok dan pendopo lesehan untuk tamu. 
Dengan resmi pula, wali santriwati baru secara simbolis menyerahkan anak mereka untuk dididik di Pondok Modern An-Najah dengan harapan mereka dapat menjadi anak yang berbakti pada Allah, orangtua mereka, agama, nusa, dan bangsa. Acara pun berlangsung penuh kekeluargaan sebagai tanda terima kasih pondok pada seluruh pihak. (Nizar)

USTADZ ZARKASYI KUKUHKAN ALUMNI BARU

Cindai Alus, ANCIA
Seiring dengan berakhirnya tahun ajaran 2010-2011, maka berakhir pula perjuangan santriwati Kelas Akhir (kelas 3 MA) dalam menuntut ilmu di pondok. Berakhirnya perjalanan mereka di pondok ditandai dengan dilaksanakannya  Khataman dan Tasyakuran Santriwati Kelas Akhir Pondok Modern An-Najah Cindai alus Puteri Tahun 2010-2011. Acara tersebut dilaksanakan pada Rabu, 29 Juni 2011 dan bertempat di musholla pondok dan dihadiri oleh Direktur dan Pengasuh Pondok, seluruh Dewan Guru, wali santriwati dan seluruh santriwati Pondok Modern An-Najah Cindai Alus Puteri.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, acara rutin tahunan Khataman dan Tasyakuran Santriwati Kelas Akhir pada tahun ini dilaksanakan pada malam hari dan bertempat di ruang induk musholla pondok, bukan di aula sebagaimana biasanya. Ini dikarenakan jumlah santriwati Kelas Akhir yang tidak terlalu banyak disbanding tahun-tahun sebelumnya, demikian ditegaskan oleh Pengasuh Pondok, Ustadz KH. Ahmad Syairazi Hadi.
Ustadz Syairazi juga menyatakan bahwa tahun ini santriwati Kelas Akhir lulus seratus persen untuk kurikulum negeri, sedang untuk kurikulum pondok, ada dua santriwati yang belum berhasil menyelesaikan studinya. “Di An-Najah, memang tidak ada dikotomi antara kurikulum negeri dan kurikulum pondok, baik secara pikiran maupun praktiknya di lapangan. Jadi, bisa saja di suatu saat ada santriwati yang selesai studi kurikulum negeri, namun belum kurikulum pondoknya, atau sebaliknya”, terang beliau.
Adapun Direktur Pondok, Ustadz KH. Zarkasyi Hasbi, Lc, dalam sambutannya berpesan kepada para seluruh santriwati Kelas Akhir, lulusan yang akan segera meninggalkan pondok, agar di luar nanti bukanlah tempat untuk berpuas diri dalam menuntut ilmu, melainkan tempat untuk mengembangkan diri dan ilmu setelah banyak belajar di pondok selama bertahun-tahun. “Janganlah merasa cukup untuk menuntut ilmu, tapi kembangkanlah diri dan ilmu kalian dari apa yang telah kalian dapatkan di pondok, tak peduli bagaimanapun keadaan kalian setelah meninggalkan pondok ini”, tutur beliau. Ustadz Zarkasyi juga menyampaikan nasihat filosofis yang begitu bijak. “Pada hakikatnya tidak ada istilah ‘orang bodoh’. Semua orang itu pintar. Namun kepintaran dan kemampuan mereka berbeda-beda tempatnya. Ada yang ahli di bidang keilmuan, namun belum tentu ia mahir dalam bidang seni. Begitu pula sebaliknya, ada yang ahli di bidang seni namun tidak berhasil di bidang keilmuan, dan seterusnya. Jadi, kenalilah dirimu dan cari kelebihanmu, lalu kembangkanlah kelebihan itu”, kata beliau.
Dengan selesainya studi mereka, maka santriwati Kelas Akhir dikukuhkan pula sebagai alumni Pondok Modern An-Najah Cindai Alus Puteri oleh Direktur Pondok. Acara ini juga diisi penyerahan kenang-kenangan dari pihak santriwati Kelas Akhir kepada guru-guru dan perpisahan dengan seluruh santriwati Pondok Modern An-Najah. (Nizar)

Sabtu, 25 Juni 2011

Mengajar Tauhid dengan Filsafat

Oleh: Yunizar Ramadhani
(Staf Pengajar di Pondok Modern An-Najah & Alumni Jurusan Aqidah-Filsafat Fakultas Ushuluddin)


Kata orang mengajar Ilmu Tauhid itu sulit. Sebab, ilmu ini berhubungan dengan keimanan yang tentu saja sangat sensitif, sehingga untuk mengajarkannya diperlukan konsentrasi dan kewaspadaan yang sangat tinggi agar ilmu yang diterima santri dan anak didik bukan berupa kesalahan yang berakibat pada keimanannya. Pada sisi ini, mengajarkan ilmu Tauhid memang suatu kesulitan, namun berbeda kiranya jika kita mengetahui, menguasai dan mempraktekkan metode mengajar yang tepat. Metode tepat tersebut, sejauh pengalaman saya, didapat selama perjalanan saya menimba ilmu di Fakultas Ushuluddin lewat petualangan keilmuan dalam bidang Filsafat yang sangat membantu dalam upaya menjelaskan ilmu Tauhid secara logis dan sistematis.[1]
Saya pernah mengajar di sebuah pondok pesantren yang terbilang modern, meski pihak pondok tidak pernah mengakui. Dalam corak kemodernannya yang sangat kentara itu, pondok ini tetaplah pondok pesantren, yang ciri khasnya adalah tersedianya pelajaran-pelajaran orisinil Islam, seperti Tauhid, Fiqih, Nahwu, dan lain-lain. Di pondok ini saya mengajar santri-santri kelas 2 tingkat Tsanawiyah yang tentu saja terdiri atas anak-anak berumur belasan tahun. Anak-anak setingkat ini lebih menyukai hal baru yang menarik, menghibur, dan mudah untuk difahami,[2] sehingga mengajar Ilmu Tauhid di kelas ini merupakan suatu tantangan tersendiri, dimana Ilmu Tauhid harus dikemas dalam bentuk yang menarik, menghibur, dan mudah untuk difahami pula.
Metode, itulah yang terpenting dalam mengajar, sebab pada akhirnya, tujuan ta’lim adalah ittishal al-‘ilm min dzihn al-mudarris ila dzihn al-mutadarris (sampainya ilmu dari pikiran pengajar kepada pelajar).[3] Agar ittishal al-‘ilm itu dapat terwujud diperlukan metode yang tepat dalam penyampaian suatu pelajaran. Di lain pihak, ilmu Tauhid merupakan ilmu yang berhubungan erat dengan ilmu akal atau Logika,[4] dan Logika adalah bagian dari metode Filsafat dalam merumuskan teori-teorinya. Dengan demikian, Filsafat memiliki peran penting dalam pembelajaran Ilmu Tauhid.
Dalam mengajar ilmu Tauhid saya menggunakan teori-teori dan pola-pola Filsafat. Sebagai contoh di sini adalah penggunaan argumen Kosmologi ketika menjelaskan sifat wujud bagi Allah. Kosmologi menyebutkan bahwa kemunculan alam semesta, termasuk manusia, didasarkan atas hukum sebab-akibat. Suatu benda ber-ada karena suatu sebab. Sebab itu sendiri merupakan akibat dari sebab yang lain. Begitu seterusnya sehingga rangkaian sebab-akibat itu mencapai prima causa atau sebab primer yang Maha Absolut, dimana tidak ada lagi sebab yang mendahuluinya. Dalam konteks Ilmu Ketuhanan, prima causa tersebut adalah Tuhan (Allah). Dalam Filsafat Islam, teori ini mendapat tempat utamanya dalam teori emanasi al-Farabi, yakni rangkaian wujud bertingkat sepuluh yang dimotori akal-akal. Akal utama menyebabkan wujud pertama, wujud pertama berfikir sebagai akal pertama yang menyebabkan wujud kedua, ia kemudian berfikir sebagai akal kedua yang menyebabkan wujud  ketiga, dan seterusnya.
Tentu saja menjelaskan teori ini tidak dalam bahasa demikian. Saya dibantu oleh pola Analogi. Saya menjelaskan tentang sebuah buku yang dimiliki anak-anak didik saya. Adanya buku yang ada di tangan mereka disebabkan oleh penjual buku, penjual buku mendapatkannya dari distributor, distributor dari penerbit, penerbit mendapatkannya dari penulis buku. Banyak contoh-contoh analogis lain yang saya gunakan dalam penjelasan.
Contoh lain lagi adalah penggunaan argumen Teleologis tentang keteraturan alam semesta. Argumen ini berdasar pada fakta bahwa alam semesta memiliki keteraturan yang sempurna – hal ini belakangan didukung oleh teori-teori sains.[5] Keteraturan ini ada karena hukum alam yang berlaku. Hukum yang melahirkan keteraturan alam tersebut menandakan bahwa alam semesta memiliki tujuan tertentu. Seperti layaknya sebuah jam yang susunannya begitu rumit dan begitu sempurna keteraturannya yang ditujukan untuk alat informasi waktu, alam semesta yang tersusun begitu rumit dan teratur sempurna juga mengandung tujuan tertentu. Adanya tujuan keberadaan alam semesta tentu menegaskan keberadaan pembuat tujuan, sehingga sampai di sini keberadaan Allah tidak dapat terbantahkan.
Argumen ini lagi-lagi saya jelaskan dengan cara yang mudah difahami, yakni dengan memberikan contoh analogis yang paling dekat dengan kehidupan sehari-hari santri saya. Kehidupan mereka sehari-hari terlihat sangat rapi. Sejak bangun tidur di waktu subuh, seluruh penduduk pesantren beraktifitas dengan teratur dan bersama-sama. Saat waktu shalat tiba semuanya pergi ke masjid, waktu masuk kelas semua masuk kelas, waktu santai semua santri pun bersantai, waktu ada acara wajib semua mengikutinya, demikian seterusnya. Hal ini terjadi karena ada jadwal kegiatan yang diikuti oleh seluruh warga pesantren. Hukum tersebut tentu saja disusun oleh para pengelola pondok pesantren dengan mudir (pimpinan pondok) sebagai pemimpinnya. Sistem seperti ini dimaksudkan untuk memberikan layanan pendidikan yang tujuannya adalah agar setiap santri dapat belajar berdisiplin dan lulus sekolah sebagai pelajar yang pintar dan berdisiplin.
Dengan keterangan tadi, jelaslah bahwa Filsafat tidak semestinya terkesan sebagai ilmu yang “menyeramkan” dan eksklusif. Justru jika disampaikan atau dibahasakan dengan sederhana, Filsafat dapat membantu menjelaskan ilmu-ilmu lain, sebagaimana saya praktikkan seperti di atas. Tidak hanya itu, Filsafat dengan bahasa yang simple justru dapat diaplikasikan dalam hidup sehari-hari, sehingga Filsafat terasa sangat dekat dan menjadi bagian dari hidup. Dari inilah saya bangga pernah belajar di Jurusan Aqidah-Filsafat Fakultas Ushuluddin.



[1] Yang saya maskud di sini bukan berarti mengajarkan Filsafat, melainkan metode-metode berfikir Filsafat, seperti Logika dan Dialektika, dipakai dalam menjelaskan Ilmu Tauhid.
[2] Periode kejiwaan yang dimaksud disebut daur al-Thufulah (masa kanak-kanak). Lihat dalam Imam Zarkasyi, dkk, al-Tarbiyah wa al-Ta’lim (al-majlad al-awwal B), (Ponorogo: Trimurti Press, 1990), h. 25
[3] Lihat dalam Imam Zarkasyi, dkk, al-Tarbiyah wa al-Ta’lim (al-majlad al-Tsani), (Ponorogo: Trimurti Press, 1990), h. 5
[4] Teks yang menyebutkan hal ini adalah: “al-‘aqlu huwa al-washf al-ladzi yamtazu bihi al-insan…wa bihi yata’allaqu ilm al-tauhid”. Lihat Abdur Rahim Hakim, Kitabus Sa’adah fi ‘Ilm al-Tauhid, (Surabaya: al-Hidayah, 1995), h. 5
[5] Sebagian ilmuwan membenarkan adanya keseimbangan dalam alam semesta yang digambarkan dalam sistem bilangan, misalnya keseimbangan materi dan antimateri hingga 1/10 miliar ukuran reduksi. Ada pula penemuan bahwa pembentukan acak sebuah enzim dari asam amino di manapun di bumi adalah 1 berbanding 10 pangkat 20. Jika manusia memiliki sekitar 2000 enzim, maka peluang enzim-enzim itu terbentuk secara acak adalah 1 berbanding 10 pangkat 40000. Saiyad Fareed Ahmad dan Saiyad Salahuddin Ahmad, 5 Tantangan Abadi Terhadap Agama dan Jawaban Islam Terhadapnya, diterjemahkan dari judul asli God, Islam, and Skeptic Mind: A Study of Faith, Religious Diversity, Ethics, and the Problem of Evil oleh Rudy Harisyah Alam, (Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2008), Cet. I, h. 25

Sabtu, 11 Juni 2011

PENGUMUMAN PENDAFTARAN SANTRIWATI BARU


I.          Sekilas Tentang al-Najah
Pondok Modern “An-Najah” Cindai Alus Putri yang didirikan pada tahun 1993 merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan mencetak muslimah-muslimah yang mandiri, berintelektual tinggi dan ber-akhlaq al-karimah, dalam rangka ikut berperan serta dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia

VISI
Mewujudkan insan yang berilmu, beriman, dan bertaqwa, berwawasan luas, unggul, berintelektual tinggi, ber-akhlaq al-karimah, dan berprestasi.

MISI
1.      Menyelenggarakan pendidikan islam yang bermutu dan berorientasi ke depan.
2.      Mengembangkan pola pendidikan kader umat yang berdikari, terampil, dan ber-akhlaq al-karimah, serta mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
3.      Menyiapkan kader umat yang ber-akhlaq al-karimah, berbakat, dan professional dan dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

II.       Pelaksanaan Pendidikan
A.    Pendidikan yang diselenggarakan:
1.      SMP Tahfizh al-Qur`an.
2.      Madrasah Tsanawiyah (MTs).
3.      Madrasah Aliyah (MA).
4.      Program Intensif.
5.      Tahfizh al-Qur`an.
6.      Taman Kanak-Kanak (TK) Terpadu.

B.     Kurikulum yang digunakan:
1.      Kurikulum Pendidikan Nasional.
2.      Kurikulum Kementerian Agama.
3.      Kurikulum Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo dan Pondok al-Amin Madura.
4.      Pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada pagi dan siang hari.

C.     Kegiatan ekstrakulikuler:
1.      Latihan Pidato Tiga Bahasa (Arab, Inggris, dan Indonesia).
2.      Olahraga.
3.      Karate.
4.      Pramuka.
5.      Seni Rebbana.
6.      Seni Tilawah al-Qur`an.
7.      Keterampilan.
8.      Organisasi Pondok Modern (OSPM) sebagai sarana berkreativitas, wiraswasta, kepemimpinan, dan keikhlasan.

D.    Fasilitas/ sarana pendidikan:
1.      Asrama santriwati.
2.      Ruang belajar/ kelas.
3.      Musholla.
4.      Koperasi/ cafeteria/ kantin.
5.      Ruang Laboratorium IPA.
6.      Ruang Laboratorium Bahasa.
7.      Perpustakaan.
8.      Mesin kursus menjahit.
9.      Lapangan olahraga.
10.  Kolam renang.

E.     Jenjang Pendidikan:
1.      Bagi santriwati tamatan SD/ MI masa pendidikannya 6 tahun (Tsanawiyah dan Aliyah).
2.      Bagi santriwati tamatan SMP/ MTs masa pendidikannya selama 4 tahun (Intensif dan Aliyah).
3.      Bagi santriwati tahfizh al-Qur`an, masa pendidikannya selama 6 tahun (SMP dan SMU).

III.   Pendaftaran Santriwati Baru
A.           A.  Syarat-Syarat Umum
1.      Pendaftaran dilakukan langsung oleh orang tua/ wali santriwati tanpa perantara.
2.      Calon santriwati harus menyerahkan persyaratan sebagai berikut:
-          Foto kopi STTB/ STK (Surat Tanda Kelulusan) yang telah dilegalisir sebanyak 4 lembar.
-          Pas foto ukuran 2 x 3 sebanyak 6 lembar, dan ukuran 3 x 4 sebanyak 5 lembar.
-          Surat keterangan kesehatan dari dokter.
-          Melampirkan fotokopi Kartu Keluarga  sebanyak 2 lembar.
-          Melampirkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk wali sebanyak 2 lembar.
-          Membawa materai senilai Rp.6000,- sebanyak 1 lembar.
-          Mengisi formulir pendaftaran.
-          Mengisi surat pernyataan perjanjian.
3.      Memenuhi ketentuan pembayaran yang ditetapkan.
4.      Bersedia mematuhi semua tata tertib dan disiplin yang ditetapkan oleh pondok dengan penuh kesadaran.

B.            B.  Syarat-Syarat Khusus
1.      Bersedia untuk mukim di dalam pondok, serta patuh pada disiplin/ sunnah pondok yang berlaku.
2.      Memiliki Surat Tanda Tamat Belajar SD/ MI untuk program kelas biasa (6 tahun), dan berijazah SMP/ MTs untuk program khusus/ intensif (4 tahun).
3.      Mengetahui pengetahuan dan keterampilan dasar tentang:
-          Ibadah sehari-hari (Thaharah dan Shalat).
-          Membacaq al-Qur`an.
-          Menulis bahasa Arab.
-          Berbahasa Indonesia (lisan dan tulisan).
-           
C.           C.  Waktu dan Tempat Pendaftaran
1.      15 April – 15 Juli setiap tahun.
2.      Bertempat di Pondok Modern An-Najah Cindai Alus Puteri Martapura.
3.      Hal yang belum jelas dapat ditanyakan langsung di tempat pendaftaran.
4.      Telp. (0511) 6364761 – 085348002646 – 087815560363 – 085345488844.

D.           D.  Rincian Dana Pendaftaran
1.      Mukim
a.       Uang Pendaftaran                               Rp.50.000,-
b.      Uang Pangkal                                      Rp.250.000,-
c.       Uang kertas TMI dan Negeri              Rp.175.000,-
d.      Uang Pembinaan Bakat                      Rp.75.000,-
e.       Uang OSPM dan Pramuka                 Rp.50.000,-
f.       Infaq Pembangunan                            Rp.250.000,-
g.      Infaq Rehab Mushalla                         Rp.200.000,-
h.      Infaq Kesehatan                                  Rp.50.000,-
i.        Uang SPP                                            Rp.125.000,-
j.        Uang Asrama (listrik, air, dll)             Rp.25.000,-
k.      Uang Makan                                       Rp.250.000,-
Jumlah                                                 Rp.1.500.000,-

2.      Tidak Mukim (khusus asal Cindai Alus)
a.       Uang Pendaftaran                               Rp.50.000,-
b.      Uang Pangkal                                      Rp.250.000,-
c.       Uang kertas TMI dan Negeri              Rp.175.000,-
d.      Uang Pembinaan Bakat                      Rp.75.000,-
e.       Uang OSPM dan Pramuka                 Rp.50.000,-
f.       Uang SPP                                            Rp.125.000,-
Jumlah                                                 Rp.725.000,-

IV.    Penutup
Segera daftarkan calon santriwati ke Pondok Modern An-Najah Cindai Alus Martapura dan nikmati petualangan di jagad pengetahuan. Taqabbalallah.